Perjuangan mana lagi yang mereka maksud?
Tak cukupkah kakiku penuh duri meniti setiap ketidakmungkinan
Membuka setiap pintu hanya untuk menjadi mungkin
Hardik, umpat tercurah
Menekan, tak mencoba memahami apalagi mengerti
Mereka lupa, bukan sebagai tokoh utama
Aku diam
Menghimpun alibi
Namun itu tak usah lagi
Aku tak harus menampilkan
Percuma
Sampai disini, semua musnah
Sia-sia, gila
Aku didatangi kegilaan
Sekaligus kewarasan
Tawar, hasratku hilang
Hampa, tak berima
Angkuh, tak berubah
Selesai, dan terpisah
Datanglah kapal lain bersandar,
Ajakku berdansa dalam tawa
Menari di tengah rintik
Berlari kadang berjalan lirih
Hanyut, aku jatuh
Merindu pilu setiap waktu
Kian petang, kian kuat
Gelora berbeda memutuskan
Aku bersamanya
Yang kini ku sebut mimpi
Mimpi yang hadir
Mimpi yang mengundangku ke dunianya
Mimpi yang sepertiga malam ku pinta dari pemiliknya
Mimpi yang menjadi isi dialogku dengan Sang Khalik
Mimpi yang kan bawaku dibelakangnya kelak sebagai makmum di setiap sujudnya
Restu dan ridho semoga tercurah baik
Rabb ku, aku menghiba mimpi ini terwujud
Segera dan tercipta
Aamiin
Mimpi itu kamu
0 Comments:
Posting Komentar