Mengapa takut akan kehilangan?
Sejatinya kita tak pernah memiliki,
Hanya menikmati dan tak sedikit yang tak pernah menjaga,
Lalu kita sebut itu milik?
Bahkan untuk memeliharanya tetap baik pun sulit,
Sang Pemilik tak pernah marah kepada mereka yang mengaku memiliki,
Meski tak pernah diminta, dibayar atau transaksi lain,
Maka dituntut untuk tahu diri untuk tidak mengusung amarah ketika itu
diambil atau hilang.
Bukankah akan selalu ditemukan pembaharuan sebagai pengganti, tentunya
dengan kualitas yang lebih unggul.
Jangan takut, amarah lebih cepat menguasai jiwa yang di selubungi
ketakutan,
Akan terbentuk sebuah ketidakpahaman dan menyalahkan akhirnya,
Tak bercermin pada kemampuan,
Mengharap sesuatu yang besar untuk jiwa kerdil,
Menuntut kemegahan sedangkan raga tandus pengertian,
Egois? Memang.
Manusia diciptakan untuk egois.
Tak terkecuali.
Hanya ada yang berhasil mengendalikan dan tak sedikit yang
dikendalikan.
Seberapa besar andil diri dalam menentukan keberhasilan pengendalian
diri.
Setiap ilmu dimiliki makhluk,
Hanya berbeda pemahaman tentunya.
Maka yang hilang, biarlah hilang.
Kita jelang takdir baru,
Baik sebagai kenangan atau kehidupan,
Sama berharganya karena keduanya tawarkan pembelajaran.
Aku, tak takut kehilangan,
Aku, tak menampik pergantian,
Aku, tak paham garis Tuhan,
Aku, tak berniat ingkari nasib,
Maka yang hilang biarlah hilang.
#June252016
0 Comments:
Posting Komentar