Ketidakadilan selalu menampakan diri di sekitarku,
Sial,
Aku seolah terikat dengan kondisi ini,
Menyulitkan pihakku.
Mereka sebagai pelaku,
Malah dengan wajah polos nan dungu,
Tersenyum,
Seolah tidak terjadi apa-apa.
Masih bisa mereka memancing canda mahalku,
Setelah mereka mengadiliku dengan semena-mena,
Cuiiiih manusia manusia gila,
Selalu sengaja dihadirkan disekelilingku sepertinya.
Muak rasanya memasang senyum tanpa arti,
Untuk mereka yang tidak berperasa,
Setiap ku bangun,
Setiap itu pula mereka rubuhkan.
Harus menjadi serigala berbulukah menghadapi manusia seperti mereka?
Rasanya aku menjadi korban keegoisan,
Dijadikan tumbal sumber kebahagiaan mereka,
Dan selalu ditempatkan di posisi yang sangat menjijikan.
Hah aku sepertinya harus menjadi orang terwaras di antara mereka,
Yang masih memiliki kebesaran hati,
Untuk berpura pura bodoh,
Menikmati kecurangan makhluk makhluk gila ini.
Yang lebih menarik lagi,
Aku dipasangkan dengan seorang adam yang posisinya sama denganku,
Menjadi bulan-bulanan makhluk jejadian,
Hahahaha Tuhan Maha Tahu :) .
Setiap kali luka menjamah,
Kami saling mengobati,
Kami saling menguatkan,
Dan kami saling menopang.
Kesamaan ini memberi ruang lebih untuk kami bersama,
Tetapi kami sering berpikir bahwa kami adalah manusia terpilih,
Terpilih untuk menghadapi keadaan-keadaan biasa yang membuat gila,
Menjadi makanan dan kebiasaan hidup kami.
Dungu, makhluk makhluk itu malah dengan senang melihat kekuatan kami,
Mereka semakin mengadili ketika kami berdiam,
Padahal diam kami berpikir, bodoh,
Dalam diam kami berbicara.
Sayang anda anda bukanlah makhluk yang diberikan perasaan special oleh Tuhan,
Oleh karena itu rasa bersalah tak pernah tampak,
Kami cuma bisa tersenyum,
Melihat dan mengamati keledai seperti kalian.
0 Comments:
Posting Komentar