Entah harus menengadah seperti apa agar bisa tertumpah keinginan dan harapan.
Semakin hari semakin tak terbuka jalannya.
Semakin sempit dan tertutup.
Semakin membingungkan.
Kadang terlintas "ini tanpa restu".
Dan memintaku menyerah.
Kadang tersirat "ini cobaan, perjuangkanlah"
Tetapi lelah ketika tak menemukan jalan.
Sabar telah menyertaiku sejak dulu.
Ikhlas belum menjamah.
Sabar saja bisa dilakukan.
Karena berbanding tipis dengan keterpaksaan.
Mungkin belum waktunya pikirku.
Tapi mengapa cepat bagi mereka?
Tetapi mengapa begitu mudah untuk mereka?
Masihkah belum pantas untukku?
Ah putus asa memang mulai menyergap.
Sebisa mungkin bertahan.
Di tengah ketidakmampuan.
Semoga ada titik terang di ujung depan jalan sana.
0 Comments:
Posting Komentar