Ketidakadilan dan pembenaran dari masing-masing pihak menyeru,
Berbaur dengan asap dan deru mesin,
Riuh tawa dan duka bergelut,
Menampilkan satu persatu gambaran manusia.
Mereka telah lama lalui hari dengan kebiasaan,
Kini sang pemimpin merusak kenyamanan dan sejarah,
Begitukah keadilan?
Begitukah pembetulan?
Mestinya sang pemimpin mendengar setiap kesah dari mereka,
Setiap butir keringat yang mereka perjuangkan,
Setiap suara yang ingin mereka utarakan,
Dan setiap perjuangan yang kini semakin terlihat sangat sulit.
Tapi sang pemimpin entah dimana,
Ketika mereka tersedak rasa kecewa,
Ketika mereka menelan kenyataan bahwa mereka tidak diperjuangkan,
Ketika mereka harus melepas sebagian dari kehidupannya.
Tak banyak yang mereka ingin,
Mereka hanya ingin didengarkan,
Mereka hanya ingin dilindungi,
Mereka hanya ingin musyawarah.
Tanpa mufakat, bangunan-bangunan dirobohkan,
Mobil-mobil pengangkut dipersiapkan,
Penghancuran dilakukan,
Kericuhan mulai tampak.
Disana sini terlihat mereka yang menangis mengusap dada diantara orang-orang yang semangat tersenyum,
Akhirnya takan ada lagi cerita disana,
Di tempat itu, ditempat yang selama ini mendewasakan dan menuakan mereka,
Mereka diam-diam menjerit.
Yang lebih menyakitkan bagi mereka,
Tempat itu adalah sebagian dari sejarah hidup mereka,
Setengah dari hidup mereka telah mengenal tempat itu dengan baik,
Ada sesuatu yang benar-benar menghilang.
Kecewa, sedih, kasihan, haru, tak rela.
Ketika semua kini entah akan berjalan seperti apa,
Kebijakan yang belum jelas titik akhirnya,
Menunggu semua akan menjadi apa dan bagaimana.
0 Comments:
Posting Komentar