Memohon sesuatu yang tak diberikan dengan cuma cuma,
Rasanya lelah menjadi tak berarti,
Tapi kekuatan rasa selalu menguatkanku.
Hendaknya aku malu atas setiap pengabaian,
Yang terbiasa disengaja,
Sangat nyata tanpa polesan lupa,
Tunjukan diri tak berharga.
Aku lupa siapa aku?
Demi sebuah kenyamanan aku memilih jadi pecundang,
Aku melupakan sisi sisi dimana aku seharusnya ada,
Bukan ini seharusnya yang didapat.
Terkadang kecewa, menyesal memusuhi keinginan untuk bertahan,
Tapi aku benar benar harus mengakui aku tak bisa tepis semua,
Aku memilih terluka untuk sebuah senyum,
Tak ingin menggapai senyum untuk mereka yang terluka.
Hidup benar adanya menjadi pilihan,
Kita bisa memilih untuk bahagia atau terluka,
Terkadang seperti aku yang memilih luka untuk secercah senyum,
Semu namun sangat diperjuangkan.
Maaf pada senyum yang belum kuraih,
Belum ada nyaman yang berhasil ditawarkan disana,
Mungkin esok atau lusa aku akan menghampiri,
Agar bisa saling menggenggam dan menyeka bulir air mata.
0 Comments:
Posting Komentar