Jumat, Januari 20, 2012

TYO NEVER DIES

Kencan kali ini gagal lagi, lagi-lagi gagal karena kejadian-kejadian yang aneh. Sheila masih ingat bagaimana tadi ekspresi ketakutan di wajah Tofan ketika merasa ada yang memukulnya dari belakang, padahal jelas-jelas di taman itu tak ada orang lain selain mereka. Di susul juga kejadian tak kalah aneh,sebuah es krim jatuh di atas kepala Tofan. Karena kejadian-kejadian janggal itu akhirnya mereka harus mengakhiri kencan mereka. Sudah tiga kali terjadi seperti ini, dahulu Yovi dan Galang juga mengalami hal serupa saat kencan bersamanya dan berujung dengan berakhirnya hubungan mereka.
Lamunannya melayang pada seseorang yang begitu dia cintai, kejadian-kejadian aneh ini ulah Tyo, kekasihnya yang telah tiada tetapi selalu ada di dekatnya, selalu menjaga dan mengikuti kemana dia pergi, itu kata hatinya. Tiba-tiba kenangan tentang lelaki itu membuatnya rindu, mengingat dahulu dia selalu menghabiskan waktu bersama Tyo, dan Tyo selalu ada di saat Sheila membutuhkannya, begitu indah hari-harinya dulu. Tetapi semua keindahan itu harus terenggut karena sebuah kecelakaan yang menimpa Tyo, sehingga membuat Tyo meninggalkan dunia, Sheila, dan semua keindahan mereka. Rasa perih dan sakit kembali hadir di hati Sheila, karena dia harus kehilangan Tyo, lelaki yang selalu membuatnya bahagia. Tetapi rasa bahagia menyeruak saat dia merasa Tyo selalu hadir di sisinya, terbukti saat dia sedih selalu ada angin lembut yang membelai rambutnya, ada ucapan AKU CINTA KAMU setiap pagi saat dia bangun di mejanya, dan kejadian aneh lainnya, tetapi itu tidak mebuatnya takut, malah dia senang Tyo selalu di sisinya. Tyo kadang terlalu usil terhadap lelaki yang dekat dengannya, tetapi akhirnya dia tahu lelaki yang di usili Tyo biasanya memang bukan lelaki baik untuknya. Terbukti dulu dia memergoki Yovi yang sedang kencan dengan tante-tante, sedikit geli kedengarannya, Galang juga tak jauh beda dia melihat Galang sedang memperlakukan seorang wanita dengan kasar, memang bukan tipenya lelaki seperti itu, untuk itu dia berterima kasih pada Tyo kekasihnya yang selalu menjaganya. Apalagi yang akan Tyo tunjukan padanya tentang Tofan? Mudah-mudahan ini bukan akhir yang buruk, karena dia begitu mengharapkan Tofan tetap ada bersamanya.






DI SEKOLAH,
Siang itu udara begitu panas, Sheila memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahat di halaman belakang sekolah. Tempat itu memang selalu bisa membuat Sheila tenang karena suasananya yang sepi. Tiba-tiba Sheila melihat Tofan bersama beberapa temannya terhalang semak-semak. Sheila berniat menghampiri Tofan untuk meminta maaf atas kejadian kemarin sore, tetapi niat itu urung saat dia mendengar, “ hayo Fan lo bayar kita-kita, lo udah kalah taruhan. Katanya lo satu-satunya cowok yang gak akan kena kejadian aneh saat kencan sama Sheila, mana kenyataannya? Sama aja kayak cowok-cowok lain” cerocos Alay teman genk-nya Tofan yang paling cerewet.
“ akh lo, mana gue tau kalo si Sheila emang cewek aneh dengan kejadian aneh pula saat kencan. Gue kira cowok-cowoknya dulu bohong bilang kalo Sheila aneh, mangkanya gue mau deketin. Kalo tau bakalan dapet sial terus harus bayar taruhan, gak bakalan mau deh” terang Tofan sewot,
Sheila mendengar jelas semua perkataan Tofan, ternyata Tofan mendekatinya hanya untuk sebuah taruhan, begitu tidak berarti.
“ yaudah nih gue bayar taruhannya, gak mau mau lagi deh gue taruhan gini, biasanya gue yang menang, gara-gara Sheila gue jadi kalah” umpat Tofan sadis,
Teman-teman Tofan hanya tertawa melihat kekesalan di wajah Tofan. Sheila tak tahan mendengar perkataan Tofan ia berlari menuju kelas. Ternyata dia juga brengsek, umpat Sheila dalam hati.

DI RUMAH SHEILA,
Malam minggu kali ini begitu indah, langit biru di hiasi bintang-bintang dengan sepotong dewi malam membuat malam semakin mempesona, tetapi tidak untuk hati Sheila. Dia begitu sedih,
“ kenapa gak ada yang sayang ke gue tulus” gumamnya kecil,
Tak ada jawaban, yang ada hanya angin kecil yang membelai rambutnya lembut.
“ Yo aku tau kamu ada di sini, aku sekarang lagi butuh kamu,” ujarnya pelan,
Masih tak ada jawaban, hening.
“ Yo aku mohon, kalo kamu emang lagi ada di sisi aku sekarang kasih tanda kalo kamu di sini! Aku butuh temen” susulnya dengan sedikit memohon.
PLUK, sebuah pena jatuh padahal Sheila ingat pena itu berada di tengah meja yang mustahil bisa jatuh. Ya itu petunjuk Tyo untuk meyakinkannya bahwa dia selalu disisi Sheila. Rasa sedihnya sedikit berkurang,
“ Yo malam ini indah banget, aku kangen sama kamu Yo.” Hening sesaat,
“ kamu sih curang, kamu bisa liat aku, tapi aku gak bisa liat kamu, huuuuh” tambahnya,
Desiran angin lembut kembali membelai rambut Sheila, Sheila tersenyum.
“ makasih yaaa sayang kamu selalu ada buat aku” ucapnya lirih, angin lembut membawa Sheila ke alam mimpinya, melupakan kesedihan hatinya. Memang itulah yang di inginkan Tyo selalu menjaga dan menghapuskan kesedihan di hati Sheila. Sheila tidur dengan damai.

DI SEKOLAH,
“ awasssssss cewek aneh lewat” teriak Tofan ketika melihat Sheila menuju kantin.
Kontan semua siswa yang sedang menikmati makanannya menoleh ke arah Sheila. Sheila berusaha tak terpancing walaupun dia tahu kata-kata itu di tujukan untuknya.
“ udah aneh, budeg juga ya?” suara Tofan  semakin keras, teman-teman Tofan tertawa.
Sheila tak bisa menahan diri lagi, sikap Tofan benar-benar keterlaluan.
“ heh maksud lo apa ngomong kayak gitu?” hardik Sheila, sepertinya dia benar-benar marah,
Dengan wajah tanpa dosanya Tofan pura-pura tak mendengar hardikan Sheila, malah mengacuhkan dan ketawa-ketiwi dengan teman-temannya. Sikap Tofan semakin membuat darah Sheila naik.
“ ekh cowok stresss, gue tau lo gak budeg, gue ngomong sama lo, ngerti!” ada penekanan dalam suara Sheila,
Mendengar kata-kata Sheila, Tofan menjawab kasar “ siapa yang stress hah? Lo bilang gue stress? Apa lo gak nyadar kalo lo juga stress malah freak tau gak?”
“ lo jangan sembarangan ngomong yaaa?” jawab Sheila kesal,
“ sembarangan kata lo? Semua cowok di sini tau kalo lo tuh cewek aneh pembawa sial. Masa semua cowok yang kencan sama lo mengalami kejadian aneh,kasusnya semua sama tiba-tiba”
“ lo keterlaluan Fan”
“ kenapa malu? Mangkanya jangan aneh jadi orang.” Ada rasa puas di wajah Tofan,
“ gue kira lo cowok bae, padahal lo gak lebih bae dari preman pasar. Lo deketin gue cuma untuk menangin tarohan sama teman-teman lo. Puass lo?”
Tofan dan teman-temannya bengong, dari mana Sheila tahu semua itu, pikirnya.
“ puassss lo?” ulang Sheila,
Menutupi kekagetannya Tofan berusaha menjawab “ gak, gue gak puasss. Lo tau karena apa? Karena lo, ngerti lo!”
Sheila terhenyak, dia tak menyangka dia akan di perlakukan seperti itu,” dimana kamu Yo?”gumam Sheila pada dirinya sendiri.
Saat tubuh Sheila terasa lemas, ada yang menahan tubuhnya dari belakang, mungkinkah Tyo? Tapi,
“ lo udah kebangetan Fan, lo gak seharusnya perlakuin Sheila kayak gini” ujar  sebuah suara, tapi bukan suara Tyo. Sheila berusaha menoleh,  Tian ketua osis yang super keren sedang membelanya.
“ udah Yan lo gak usah ikut campur masalah ini, lo gak tahu masalahnya” jawab Tofan yakin,
“ lo pikir lo bener hah?” bentak Tian, “ lo gak usah susah-susah bikin gue benci sama Sheila. Lo bilang apapun juga gue gak akan pernah benci sama dia” tambahnya,
Mendengar ucapan Tian, Tofan merasa perlu memberitahu tentang siapa Sheila pada Tian “ lo gak tau, dia cewek aneh Yan.”
“ kenapa lo bisa bilang kayak gitu?”
“ semua cowok yang deket n kencan sama dia pasti kena sial. Kejadiannya selalu aneh. Kayaknya ada hantu di deket dia” ujarnya asal,
Tian sudah tak sabar, tangannya terkepal untuk memukul Tofan, tetapi dengan sigap Sheila menahannya.
“ jangan kak,” pintanya pelan,
“ lo mau mukul gue Yan? Pukul aja. Lo lebih percaya sama cewek stress ini. Kalo lo udah dapet kesialan lo pasti nyesel gak percaya sama gue”
“ inget yaaa, Sheila gak stress. Kalo lo nyebutin kata itu lagi depan gue, gue hajar lo. Dan satu lagi gue gak akan kena sial, gue akan buktiin itu” ucap Tian tegas,
Tian mengajak Sheila meninggalkan kantin dan menuju ke halaman belakang.
“ sialan si Tian tumben-tumbenan dia perhatian sama cewek. Gue bilangin dia kagak percaya” gumam Tofan kesal, tiba-tiba PLUK ada yang melempar sebuah es krim tepat ke wajah Tofan, alhasil semua murid tertawa. Tyo terlambat berulah.

DI HALAMAN BELAKANG
“ makasih yaaa kak, udah bantuin Sheila” ucap Sheila,
“ iyaaa, sama-sama” balas Tian manis dengan senyuman,
“ kakak gak takut……………………….” Ucapan Sheila terhenti,
“ kenapa? Tenang aja aku gak percaya kok.” Seolah bisa membaca pikiran Sheila, Tian menenangkan.
Ada sedikit rasa bahagia di hatinya, Tian orang yang selama ini di kaguminya telah menolongnya dari sikap keterlaluan Tofan.
“ udah, jangan kamu dengerin omongan dia yaaaa!” tambah Tian,  semakin manis senyum di wajahnya.
Benarkah laki-laki ini tulus menolongnya? Tanya hati Sheila.

DI RUMAH SHEILA,
“  Yo,kamu tadi kemana waktu aku di gangguin Tofan? Saat aku butuhin kamu gak ada” lirihnya dengan wajah sendu,
“ tapi yaaa udahlah, aku yakin tadi kamu ada di sana juga.” Tambahnya dengan sedikit senyuman,
Seperti biasa angin lembut menyapa rambut Sheila. Yakin kalau Tyo sedang di dekatnya, Sheila melanjutkan ucapannya “ Yo, kamu bakalan cemburu gak kalo aku jujur” tanya Sheila,
Hening,
“ aku udah dari dulu kagum n suka sama kak Tian. Aku pikir aku gak akan pernah deket sama kak Tian. Dia baik kayak kamu. Maaf yaaa!”lanjut Sheila, PLUK pena itu jatuh lagi.
“ Yo jawab aku yaaaa? Aku haraf kamu gak marah” haraf Sheila.
Sepi, hening, tak ada desiran angin lembut. Mungkinkah Tyo marah?

Hubungan Sheila dengan Tian semakin dekat setelah kejadian itu. Siang itu,
“ Shi, entar sore mau gak temenin aku ke toko buku?” tanya Tian,
Ada rasa senang Tian mengajaknya, tapi ada keraguan. Dia takut kejadian aneh terulang lagi. Sheila hanya terdiam. Melihat keraguan Sheila, Tian berusaha meyakinkan “ kenapa? Takut yaaaa? Aku gak akan kenapa-napa kok, tenang aja”. Melihat keyakinan di wajah Tian Sheila hanya mengangguk.

DI TAMAN
“ makasih yaaa kamu udah mau temenin aku!” ujar Tian,
“ iyaaa sama-sama kak, aku juga seneng bisa nemenin kakak.”
Hening sesaat,
“ Shi! Aku boleh tanya?”
“ iyaaaa, mau tanya apa kak?”
“ kalo kamu punya masalah atau apapun itu kamu bisa cerita sama aku, kamu mau kan cerita sama aku?”
Baru kali ini ada laki-laki yang peduli padanya, dulu hanya ada Tyo. Tapi benar-benar nyata di sampingnya ada seorang lelaki yang sangat dia kagumi peduli dan memintanya berbagi. Sheila hanya menghela nafas.
“ yaudah kalo kamu gak bisa cerita sekarang gak apa-apa, tapi kalo kamu butuh aku untuk cerita, aku selalu siap kapanpun kamu mau”.
Mungkin ini waktunya dia menceritakan semuanya, pikirnya. Akhirnya,
“ kakak percaya aku cewek aneh?”
“ kok nanya itu lagi, kenapa?”
“ gak, tolong jawab aja kak!”
“ aku gak percaya, mungkin semua yang terjadi sama kamu ada sebabnya. Aku di sini bukan hanya sekedar deket, aku juga mau jadi tempat berbagi buat kamu.”. ucapan Tian membuat Sheila sedikit bahagia, akhirnya ada laki-laki tulus setelah Tyo, walau hatinya belum yakin sepenuhnya.
“ dulu ada seorang cowok yang begitu berarti, dia selalu ada untuk aku, begitu tulus. Aku bahagia bersamanya, tetapi semua kebahagiaan itu lenyap ketika,mm” ucapannya terhenti, rasanya ada yang menyesak di dada setiap kali dia mengingat kecelakaan Tyo.
“ kenapa?” tanya Tian lembut,
“ kecelakaan itu mengambil dia dari sisi aku.” Ada butir bening jatuh ke pipinya,
Melihat Sheila menangis Tian segera menghapus air mata Sheila.
“ tapi apa kakak tahu? Aku gak pernah kesepian kak! Karena dia selalu ada di samping aku, menjaga aku” ujarnya panjang, ada rasa lega semuanya telah dia keluarkan.
Sheila memandang wajah Tian, tak ada gurat kaget atau takut di matanya.
“ aku malu di anggap cewek aneh. Tapi aku gak nyesel Tyo berulah sama cowok yang deket sama aku. Karena setiap cowok yang di usili Tyo, pasti akhirnya aku tahu kalo cowok itu gak baik buat aku. Itulah usaha Tyo sejauh ini untuk menjaga aku. Tapi, saat ini aku takut hal yang sama terjadi sama kakak” ujarnya panjang.
“ nama cowok kamu siapa?”
“ Tyo” jawab Sheila heran,
“ aku gak pernah takut kalo Tyo mau usilin aku karena aku gak bae buat kamu, tapi sejauh ini gak ada niat buruk aku deket sama kamu. Aku yakin Tyo bisa lihat semuanya”.
“ kakak gak nyesel deket sama aku?”
“ gak sama sekali, kalo Tyo usil sama aku, yaaaa palingan dia cuma mau kenalan atau ngeliat seberapa jauh niat aku untuk deket sama kamu”, ucapan Tian terdengar aneh.
“ makasih yaaa kak!”, Tian hanya mengangguk.

DI RUMAH SHEILA,
“ Yo aku udah ceritain kamu sama kak Tian,” ucap Sheila pelan,
Tak ada jawaban sampai Sheila terlelap.
Seperti kebiasaannya setiap pagi, pertama kali yang dia kerjakan mengambil kertas bertuliskan AKU CINTA KAMU yang dia yakini dari Tyo, tetapi pagi itu dia sedikit kecewa, tak ada kertas atau ucapan apapun untuknya. Kemana Tyo, apa Tyo marah?

Sore itu Tian datang ke rumah Sheila,
“ tumben kakak datang ke rumah? Tanya Sheila heran,
“ hmmmmm, gak apa-apa. Gak boleh?” Tian balik nanya,
“ gak sih, Cuma heran aja” jawab Sheila polos,
“ gini Shi, aku dateng kesini pengen tahu dimana makamnya Tyo, boleh kan aku tahu?”
“ untuk apa kak?”
“ pengen tau aja, gak boleh?”
“ boleh, yaudah tunggu sebentar aku ganti baju dulu”.

Di kamar Sheila menangis,
“ ada orang yang pengen ketemu kamu Yo!”ucap Sheila,
Ujung mata Sheila melihat satu kertas di mejanya, DIA UNTUKMU kata-kata yang sangat jelas. Apakah ini artinya Tyo merestui kedekatannya dengan Tian?





“ setiap kali aku kangen sama dia aku selalu datang ke tempat ini” ujar Sheila sambil menunjuk sebuah makam.
Mereka berdua  berjongkok di sisi pekuburan. Tian menaburkan bunga yang dia bawa.
“ Yo, salam kenal. Gue Tian.” Ujar Tian, Sheila hanya bisa menatap. Apa yag akan di perbuat Tian tanyanya.
“ gue tau selama ini lo selalu jagain Sheila. Tapi lo tenang aja sekarang gue yang akan selalu jagain dia buat lo. Jadi gue haraf lo tenang yaaa Yo!” kata-kata itu begitu jelas terngiang di telinga Sheila.
Tatapan Sheila seolah menjadi pertanyaan,
“ AKU CINTA KAMU ” ujar Tian tegas,
“ maksud kakak?” tanya Sheila kaget,
“ aku memang gak bisa gantiin posisi Tyo di hati kamu, tapi paling gak aku bisa jagain kamu kayak Tyo. Biarin Tyo tenang.” Ucapan Tian benar-benar menghipnotis Sheila.
Akhirnya dia menemukan ketulusan dari lelaki setelah Tyo.
“ makasih kak!” di barengi air mata haru.
“ Yo lo restuin kita berdua kan?” tanya Tian,
Desiran angin lembutnya Tyo menyapa rambut Sheila. Itu  isyarat bahwa Tyo merestui hubungan mereka dan sudah saatnya Tyo tenang. Sheila mengangguk kepada Tian.
“ makasih Yo, gue akan jaga Sheila kayak lo jaga dia”.
Kini angin lembut itu menyapa Tian. Tyo tersenyum melihat Tian dan Sheila.
Ketulusan cinta tak terbatas ruang dan waktu.

0 Comments:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Instagram LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Advertise

Popular Posts

Advertise

Categories

Advertise

FOLLOWER

BTemplates.com

Blogroll

Pinterest

About

Copyright © Coretan Tanpa Arti | Powered by Blogger
Design by Okta Riady | Blogger Theme by Tasbih Group - Tasbih