Tak ada yang ratapiku, tak ada yang mendengarku ketika malam menggelayut manja , , , ,
Setiap malam hanya ada Tuhan, aku dan resah.
Tak ada kata untuk menguatkan segala resah, hanya doa yang ku lantun untuk hangatkan embun yang merembes pada dinding kebekuan yang tak tersentuh…..
Aku berbicara pada jiwa yang kumiliki, aku bertanya padanya kemudian ku jawab pertanyaannya , itu yang dapat ku lakukan menjadi si penanya dan penjawab dalam satu raga satu jiwa ,,,,,
Setiap malam seolah tak berpenghuni hingga buatku merasa sendiri di bumi ini, tak ada kawan berbagi, semuanya seolah mati ……
Kadang ketakutan ini menggiring pada pikir konyol yang buatku merasa tak butuh Tuhan untuk ku jadikan kawan, kadang juga buatku merasa menyesal pernah ada di bumi, kadang buatku ingin akhiri segala jalan yang akan ku hadapi, mengakhiri pada malam ketika aku tak berteman tanpa kata, tanpa rasa dan tanpa bahagia …….
Semua buatku merasa mati dalam kehidupanku sendiri, menggantung nyawa yang ku punya , , , ,
Tapi justru di saat senyap di saat semua tak menolehku, ku ingat ada Tuhan yang tak pernah tinggalkanku barang sekejap,,,,, selalu memberiku waktu untuk bercerita lewat media yang tak terbatas, di saat itulah manusia akan merasa dekat dengan penciptanya ketika tak ada lagi yang mau mendengarnya …….
Tangisku tumpah di bahu doa yang ku sambung pada Nya, meratap dan menjerit dalam hati lebih pedih, merasa diri tak layak untuk kasih sayang Nya yang tak pernah lelah, , , ,
0 Comments:
Posting Komentar