Read More

Fasabbiha Habibaturrahman

IIIIIHHHHH....Amuuuuu.... Atan
Read More

Ibunya Fasabbiha Habibaturrahman

IIIIIHHHHH....Amuuuuu.... Antik
Read More

Slide 3 Title Here

Slide 3 Description Here
Read More

Slide 4 Title Here

Slide 4 Description Here
Read More

Slide 5 Title Here

Slide 5 Description Here

Minggu, Desember 24, 2017

Maaf

Maaf
Jika masa laluku terlalu banyak mengambil waktuku
Menyita perasaanku
Ku habiskan bersama tokoh lain selainmu
Maaf
Jika gambar klasikku kau gambarkan lebih indah dari kini
Berwarna
Bahkan ingin ku kenang
Maaf
Aku tak menyadari
Aku tak peka

Tak beda denganmu
Kadang aku menyakiti diriku
Dengan mencari tahu siapa dan bagaimana kau dulu
Lalu aku sakit, aku ragu
Namun kita tak lagi hidup disana
Aku harus berbesar hati
Karena masa lalu hadir sebagai pelajaran
Jika tidak, mungkin ia takan disebut lalu
Ia membentuk kita
Ia menciptakan kita 

Namun
Tak tahukah?
Engkau kini yang terindah
Yang selalu ingin ku tunjukan pada dunia
Yang selalu ku jadikan tokoh di setiap dialogku
Aku memilihmu
Bukan inginku
Tuhan menunjukannya kepadaku

Lalu kau pikir masa laluku masih berarti?
Tidak sama sekali
Aku tak lagi berharap hidup disana
Aku hanya ingin songsong bahagiaku denganmu di depan sana

Takan cukup kata untuk tunjukan  syukurku padaNya atasmu
Kau takan pernah tahu pemujaanku atasmu
Aku memujamu dalam hening
Dalam doa
Kau lebih dari indah
Tak ada kata sepadan untuk memujimu

Kau tak tahu binar mataku saat bersamamu
Kau tak tahu debaran hebat macam apa yang ku coba tutupi saat ku habiskan waktu denganmu
Kau tak tahu namamu yang ku tunggu di layar ponselku
Kau tak tahu kerinduan macam apa yang ku tahan setiap jarak menguasai
Kau tak tahu aku begitu menginginkanmu di semua waktu
Kau tak pernah tahu

Aku memilihmu
Tanpa ragu
Tanpa goyah
Tuhan memilihkanmu untukku
Aku tak menyesal
Dan aku bahagia
Aku cinta kamu

Read More

Kamis, Desember 21, 2017

Ibu (Nani Hendriyani)

Ibu
Maaf tak ada ucapan selamat di tiap media sosialku
Mungkin aku tak seromantis anak-anak lain
Tidak menunjukanmu pada dunia

Aku memujamu dalam senyap
Dalam hening dan sunyi
Itulah sejujur-jujur pemujaanku atasmu
Yang tak sebanding dengan perlindunganmu terhadapku

Aku malu saat harus menyanjungmu di depan mereka
Meniru mereka bersikap manis
Padahal aku masih sering menentangmu
Keras kepala tak jarang aku menyakitimu

Namun aku yakin
Itu bukan pengharapanmu
Harapmu lebih tinggi dari sekedar ucapan dan kejutan
Kau tak butuh hal lumrah itu

Saat pagi tadi ku peluk
Bukan aku yang mendoakanmu
Masih tetap kau yang mendominasi setiap pinta dan doa
Untuk kebaikanku tentunya

Doa terurai dari bibirmu untukku
Maha besar cintamu
Tulus
Murni

Terima kasih Tuhan
Engkau anugerahkan senyata-nyata malaikatmu
Kau paham aku lemah tanpanya
Hingga Kau anugerahi aku malaikat terbaikMu

Berikan ia hadiah terbaikMu
Kesehatan dan kebahagiaan
Aku hanya menghiba
Hal yang tak bisa ku persembahkan untuknya

Ibu
Sebaik-baik cinta
Dan senyata-nyata malaikat ❤

Read More

Pesona

Selamat malam penawar canduku
Izinkan aku menumpahkan gelegak rindu berpadu bahagia
Tinggalkan rona merah muda di bawah pandangan
Begitu mempesona

Ku terima rindumu hari ini
Bersama hujan dan senyummu
Dingin namun hangat
Begitu mempesona

Ku rengkuh kau di pelukan rintik
Bercampur dengan debu dan bising
Namun masih syahdu
Begitu mempesona

Ku curi waktu sekedar memujamu lewat cermin
Intip kebaikan Tuhan
Tuhan Maha Baik
Begitu mempesona

Akhirnya aku menyerah
Aku menyadari aku ingin hidup dalam senyummu
Aku bersedia berbinar di mata teduhmu
Aku inginkanmu

Setiap waktu kau sulap
Penuh debar dan rasa tak karuan
Membuncah indah
Begitu mempesona

Kau
Mempesona
Masih mempesona
Begitu

Aku buka jalanku atas namamu
Tinggallah disini
Takan ku izinkan kau melangkah tanpaku
Maaf aku terlalu egois

Namun bagaimana bisa aku tetap ada
Jika hidupku pergi
Jika hidupku kamu
Jika kamu hidupku

Kau
Begitu mempesona

Read More

Senin, Desember 18, 2017

Nyeri

Ini masih tentang rindu
Kering
Gersang
Melankolis
Bahagia
Berdebar
Merengek
Berharap
Limbung
Terpadu

Aku masih setia disini
Menanti langkah kaki sang penawar candu
Di balik dinding yang ku sebut perjuangan
Sesekali ku intip saat rasa cukup buatku terhuyung

Tak pernah merasa sebimbang ini
Bimbang yang artikan merindu pilu menggebu
Bimbang beradu
Ciptakan nyeri

Ya nyeri merindumu di sisi ini
Nyeri menjamahmu lewat obrolan maya
Nyeri bermain dengan suara
Nyeri menyentuh hanya lewat gambar diri

Aku tak pernah sekuat ini
Melawan gelora, menahan
Pada akhirnya
Aku tersedak
Aku meledak
Aku tumpah

Read More

Sabtu, Desember 16, 2017

Candu

Setiap kali dialog mengiring waktu
Rindu hadir begitu anggun
Setiap kali kita terdiam saling berdialog dalam doa
Rindu hadir begitu garang
Kamu candu
Aku pilu merindu

Ada saat aku harus menekan
Berpura-pura normal tanpa merindumu
Tunjukan acuh yang kau sebut dingin
Seolah ku tak perduli adamu
Namun jika saja kau tahu
Apa yang berusaha ku tekan
Ku abaikan
Mereka berebut keluar
Berebut inginkanmu
Meledak menyadarkan bahwa aku tak mampu
Tak mampu berpura-pura aku baik-baik saja

Kamu candu
Ya ku bilang begitu
Kau curi separuh rasaku
Dan aku bersedia

Teringat ceritamu mengenai seekor monyet yang kehilangan profesor
Tak perduli aku disini berperan sebagai siapa
Aku terlalu menginginkanmu
Begitu
Sangat
Melampaui keinginanku untuk terlihat tangguh

Sehatlah selalu lelakiku
Rindu ini menggebu
Namun
Ku takan mengekangmu
Untuk selalu ada di duniaku
Sesekali ketiklah pesan pendek untukku
Agar aku tersenyum dalam penantian

Aku mencintaimu
Sangat merindumu

Read More

Minggu, Desember 10, 2017

Mimpi

Perjuangan mana lagi yang mereka maksud?
Tak cukupkah kakiku penuh duri meniti setiap ketidakmungkinan
Membuka setiap pintu hanya untuk menjadi mungkin
Hardik, umpat tercurah
Menekan, tak mencoba memahami apalagi mengerti
Mereka lupa, bukan sebagai tokoh utama

Aku diam
Menghimpun alibi
Namun itu tak usah lagi
Aku tak harus menampilkan
Percuma

Sampai disini, semua musnah
Sia-sia, gila
Aku didatangi kegilaan
Sekaligus kewarasan

Tawar, hasratku hilang
Hampa, tak berima
Angkuh, tak berubah
Selesai, dan terpisah

Datanglah kapal lain bersandar,
Ajakku berdansa dalam tawa
Menari di tengah rintik
Berlari kadang berjalan lirih
Hanyut, aku jatuh
Merindu pilu setiap waktu

Kian petang, kian kuat
Gelora berbeda memutuskan
Aku bersamanya
Yang kini ku sebut mimpi

Mimpi yang hadir
Mimpi yang mengundangku ke dunianya
Mimpi yang sepertiga malam ku pinta dari pemiliknya
Mimpi yang menjadi isi dialogku dengan Sang Khalik
Mimpi yang kan bawaku dibelakangnya kelak sebagai makmum di setiap sujudnya

Restu dan ridho semoga tercurah baik
Rabb ku, aku menghiba mimpi ini terwujud
Segera dan tercipta
Aamiin

Mimpi itu kamu

Read More

Jumat, Februari 17, 2017

P E C A H

Tadi malam aku kelelahan, lelah seolah baik-baik saja, jemu berpura-pura kuat.
Akhirnya bulir kepedihan jatuh di waktu yang tak ku kehendaki.
Maaf, aku hanya wanita biasa.
Semua diluar kendaliku.
Hingga ku sadari ku telah tumpahkan sebagian cerita dan harapanku.
Entah apa yang tertanam di benak mereka yang saksikanku tersedu?
Iba? Marah? Kecewa?
Yang pasti aku muak.
Tak ada solusi ataupun penyelesaian, semua seolah tak pernah ada.
Dan ku tahu sejak dulu hingga kini itu takan baik.
Penyesalannya hanya aku tak lagi kuat semenjak tadi malam, aku membiarkan orang lain merasakan kelemahanku, mereka menyaksikan sedu sedanku.
Setelah ini, takan ada lagi isak yang akan kalian dengar.
Malam akan menjadi sahabat setiaku menyimpan kuyup dan bau tetesan isakan.
Takan ada lagi.
Takan terulang.
Itu yang pertama dan terakhir aku meronta-ronta.
Biar disini sendiri meraung menahan ledakan amarah dan emosi, menekan asa dan cita.
Sudah, anggap semua tak pernah terjadi.
Sekali lagi maaf aku menampilkan drama berlebihan tadi malam.
Hari ini, akan menjadi hari semu, tanpa amarah bahagia ataupun luka. Begitupun seterusnya.

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Instagram LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Advertise

Popular Posts

Advertise

Categories

Advertise

FOLLOWER

BTemplates.com

Blogroll

Pinterest

About

Copyright © Coretan Tanpa Arti | Powered by Blogger
Design by Okta Riady | Blogger Theme by Tasbih Group - Tasbih